Dari semua bahan tersebut, ada satu bahan yang lumayan sulit ditemukan sekarang, yaitu pohon kenamplokan. Akan tetapi, hal itu tidak menyurutkan semangat saya untuk mengumpulkan bahan-bahan tersebut sebab saya ingin Ibu lekas sembuh.
Tag: Pasirputih
Meninjau Relief di Monumen Bumi Gora
Monumen Bumi Gora dibangun pada tahun 1988, masa pemerintahan Soeharto. Sebagaimana yang tertulis di batu tersebut, pembangunan monumen ini dianggap sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilan NTB dalam menanam padi gogo dan dapat membantu usaha pencapaian swasembada pangan pada tahun 1984.
Kabar Aksara Tani: AksaraPangan Dahulu
Menurut sudut pandang saya pribadi, relief-relief di Monumen Bumi Gora adalah salah satu aspek terpenting yang mesti dikaji untuk memahami bagaimana negara pada masa itu (dan hingga masa kini) menanamkan “cita-cita ketahanan pangan” kepada masyarakat, khususnya di provinsi Nusa Tenggara Barat.
AKSARA TANI: Proyek Pemberdayaan Pertanian
Pengembangan lahan pertanian yang akan kami kerjakan ini nantinya diniatkan sebagai salah satu strategi alternatif dari aksi pemberdayaan yang melibatkan masyarakat setempat sebagai pengelolanya.
Pengalaman di Bangsal Menggawe 2017 (Bag. III, Habis).
Mereka membuat hal sederhana menjadi istimewa dan penuh arti. Yang membuatnya lebih istimewa lagi, adalah karena seniman-seniman di Bangsal Menggawe 2017 tidak bekerja sendiri, dan bukan bekerja hanya untuk diri mereka. Ada masyarakat dusun-dusun di Pemenang yang memiliki peran dan pengaruh yang besar di balik karya-karya keren para seniman itu. Ah, saya mau angkat topi untuk kegiatan ini!
Pengalaman di Bangsal Menggawe 2017 (Bag. II)
Dengan kalimat “Berubah atau Punah”, Bang Emet—salah satu seniman undangan dalam program “residensi seniman” untuk Bangsal Menggawe 2017—mengajak para kusir cidomo di Pemenang untuk melihat kembali esensi cidomo sebagai alat transportasi bermartabat sebagaimana mereka dikenal dahulu.
Pengalaman di Bangsal Menggawe 2017 (Bag. I)
Bangsal Menggawe adalah pesta rakyat yang diinisasi Pasirputih dengan dukungan warga Pemenang. Dalam merealisasikan dan memeriahkan pesta rakyat itu, Pasirputih mengundang beberapa seniman dari berbagai lokasi (dari dalam dan luar Lombok) untuk tinggal di Kecamatan Pemenang selama lebih-kurang satu bulan, melakukan kegiatan-kegiatan kesenian kolaboratif dan partisipatif bersama warga setempat.