Cerita tersebut secara tersirat menggambarkan betapa beruntungnya ketika kita memiliki pohon buah sendiri, seperti kelengkeng, jeruk, mangga dan stroberi. Kita bisa membuat olahan minuman dari buah-buah tersebut. Memiliki tanaman pohon sendiri juga menjadi sumber kebaikan, karena kita bisa saling berbagi kepada teman dan tetangga saat musim panen tiba. Menyenangkan sekali, bukan?
Tag: sastra
(Dongeng) Akar yang Sombong
Akar semakin tak tahan. Ia tak bisa lagi mencengkeram tanah sekuat sebelumnya. Ia semakin lemah dan tidak berdaya. Tampak dari atas, kuncup bunga matahari itu semakin layu, sementara batangnya mulai mengering. Sang Akar juga mengkerut, tidak segar seperti biasanya.
(Dongeng) Kisah Gard, si Pengrajin Kayu
“Ya. Ratu melihat bahwa manusia sekarang semakin tidak bertanggung jawab. Mereka hanya menebang tanpa menanam penggantinya. Padahal, butuh puluhan tahun untuk menumbuhkan pohon-pohon tersebut,” tutur Fory sedih.
(Dongeng) Petani dan Anak-Anaknya
Seorang ayah yang sekarat memberi tahu anak-anaknya tentang harta karun di ladang jika mereka mau menggali ladang itu. Mereka melakukannya. Ternyata, ladang itulah harta karun mereka.
(Dongeng) Kisah Sani dan Peri Vieria
Di kejauhan, ia melihat titik-titik hitam kemerah-merahan, terbang ke arahnya. Semakin lama semakin dekat dan jelas. Ternyata, itu adalah kawanan si serangga ajaib!
(Dongeng) Petualangan si Wortel Kembar
Anak-anak dari kaum sayur dan buah tidak mampu bertahan lebih dari tiga hari, sementara para orang tua sudah semakin tua dan rapuh. Kemarau yang berkepanjangan di desa ini bisa menjadi malapetaka bagi kaum sayur dan buah bila tidak segera diatasi.
Pertanian dan Kesusastraan; Mendekatkan Masyarakat dengan Pertanian; Kita Kembali ke Media
Saya rasa, dengan apa yang sedang dikembangkan Sayurankita, salah satunya aktivitas membaca dan mengulas karya sastra dan literatur pertanian, yang kemudian disebarkan secara bebas di dunia maya; serta pengadaan FGD ini, secara tidak langsung kita sudah mengambil tindakan dalam menyikapi budaya pertanian. Selanjutnya, sesuai dengan bidang kita masing-masing, kita memperkenalkan budaya tani ke masyarakat dan generasi muda, dengan tentunya memanfaatkan hal yang sangat dekat dengan Generasi Millenial ini: media.