Cemilan Hangat Favorit

Penulis: Dewi Sartinah (anggota Komunitas Beranibaca.id)
Catatan: Afifah Farida Jufri
Penyunting: Ade Surya Tawalapi

 

BEBERAPA HARI LALU, bapakku pergi ke kebun yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Ketika pulang, Bapak membawa tiga pohon singkong. [1] Mulanya Bapak ingin membuat tape dari singkong itu. Akan tetapi, karena keteledoranku, aku lupa untuk mengolahnya sehingga singkong itu pun terbengkalai selama hampir tiga hari. Hehehe.

Saat teringat dengan singkong itu, aku memutar otak mencari ide. Akhirnya, kemarin singkong itu aku masukkan ke dalam panci dan kurebus dengan air. Lalu kutambahkan gula, daun pandan, dan sedikit garam ke dalamnya. Namun ternyata, singkong itu terlalu banyak sehingga singkong rebusku masih bersisa meskipun sudah dimakan. Aku pun kembali memutar otak. Bagaimana caranya agar singkong yang lumayan banyak itu habis dan tidak terbuang sia-sia. Walau sebenarnya, singkong itu bisa diberikan pada ayam peliharaan Bapak.

Aku pun berdiskusi dengan Bapak tentang singkong itu. Awalnya, singkong itu akan direbus kembali dengan air gula yang baru. Namun, karena aku bosan, aku pun memutuskan untuk membilas singkong itu dengan air minum. Kemudian aku melumurinya dengan air yang sudah dicampur dengan setengah sendok makan garam. Lalu, aku menggoreng singkong itu sampai warnanya berubah kecokelatan. Agar tidak kecewa dengan hasilnya, aku mencoba menggorengnya sedikit terlebih dahulu.

Sepiring singkong goreng. Arsip: Dewi Sartinah

Ternyata, hasilnya tidak mengecewakan! Saat singkong itu matang dan kuminta Bapak dan Adik untuk mencobanya, mereka menyatakan kalau mereka suka dengan singkong goreng buatanku itu. Singkong goreng dengan cita rasa manis dan asin, serta tekstur yang garing di luar, lembut di dalam. Dengan sumringah, akhirnya kugoreng semua singkong itu sampai habis. Dan taraa …! Sepiring singkong goreng hangat pun habis dalam waktu singkat oleh kami bertiga.***


[CATATAN]

[1] Singkong (Manihot esculenta) atau dikenal juga dengan ubi kayu termasuk ke dalam keluarga Euphorbiaceae dengan genus Manihot. Singkong berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis dan masuk ke Indonesia pada abad ke-18 melalui perdagangan. [a]

Singkong termasuk tanaman perdu yang tingginya dapat mencapai tujuh meter. Batangnya berwarna coklat, berbuku-buku, dengan struktur seperti gabus dan jarang bercabang. Daunnya berwarna hijau berbentuk menjari dan bertulang. Daun singkong memilik tangkai yang panjang, dan setiap tangkai memiliki tiga sampai delapan daun. Daun muda singkong dapat dimakan sebagai alternatif sayuran.

Singkong juga memiliki bunga berwarna putih yang tumbuh di ujung batang. Bunga singkong berumah satu (dalam satu bunga hanya ada satu alat produksi, putik saja atau benang sari saja) sehingga pembuahan akan terjadi jika terjadi penyerbukan silang. Oleh karena itu, singkong jarang berbuah.

Singkong juga dikenal sebagai umbi akar, karena umbi yang biasa dikonsumsi berasal dari akar yang membesar sebagai cadangan makanan. Bentuk umbi singkong pada umumnya bulat memanjang. Umbi singkong tersusun dari kulit ari (yang berwarna coklat), kulit dalam yang berwarna putih kemerah-merahan dan daging yang berwarna putih atau kuning (tergantung varietasnya). Saat ini, selain daging umbi, kulit dalam singkong juga dapat dimanfaatkan menjadi bahan keripik. [b] Pada tahun 2013, Mahanani melakukan penelitian pemanfaatan kulit dalam singkong sebagai bahan substitusi pembuatan mie. [c]

Umbi singkong mengandung asam sianida (HCN) yang berbahaya bagi manusia. Kandungan HCN berbeda-beda tergantung varietas, umur panen dan lingkungan tumbuh. HCN akan semakin meningkat jika mengalami oksidasi karena penyimpanan yang terlalu lama. Biasanya ditandai dengan menghitamnya warna umbi. Karena mengandung HCN ini, maka umbi singkong dapat dimakan setelah mengalami proses pengolahan (direbus atau digoreng).***


[REFERENSI]

[a][b] Rukmana R. 2002. Ubi Kayu: Budidaya dan pasca panen. Yogyakarta. Kanisius

[c] Mahanani. 2003. Pemanfaatan Tepung Kulit Singkong Sebagai Bahan Substitusi Pembuatan Mie Basah Ditinjau dari Elastisitas dan Daya Terima. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi DIII Gizi. Fakultas Ilmu Gizi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[d] Wikipedia. Cassava. (Diakses pada 06 Mei 2019, 11.36 WIB)

[e] Encyclopedia of Life. Cassava Preparation; Manihot esculenta Crantz. (Diakses pada 06 Mei 2019, 11.15 WIB)

2 thoughts on “Cemilan Hangat Favorit

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s