Biji Salak Ungu

Di daerah Jawa, Biji Salak menjadi salah satu makanan tradisional yang dihidangkan saat upacara Tedak Siten (Turun Tanah), yaitu upacara bagi anak berusia tujuh tahun yang dinyatakan sudah bisa turun tanah atau keluar rumah untuk pertama kalinya.[1] Sementara di Sumatera Barat, Biji Salak, yang lebih dikenal dengan nama Bubua Cande, menjadi salah satu pilihan menu sarapan tradisional sehari-hari.

(Dongeng) Akar yang Sombong

Akar semakin tak tahan. Ia tak bisa lagi mencengkeram tanah sekuat sebelumnya. Ia semakin lemah dan tidak berdaya. Tampak dari atas, kuncup bunga matahari itu semakin layu, sementara batangnya mulai mengering. Sang Akar juga mengkerut, tidak segar seperti biasanya.

Dilema Seikat Daun Kelor dan Remungge

Ya, saya sangat kaget karena di Pemenang, daun kelor dijual dan dicari oleh banyak ibu-ibu. Harganya pun lumayan. Seribu per ikat daun kelor. Satu ikat daun kelor berisi tidak lebih dari sepuluh tangkai. Begitu juga dengan buahnya. Kami menyebut buah kelor ini dengan nama Remungge. Harga remungge di pasar Pemenang bahkan lebih mahal daripada daunnya.

Cemilan Hangat Favorit

Saat singkong itu matang dan kuminta Bapak dan Adik untuk mencobanya, mereka menyatakan kalau mereka suka dengan singkong goreng buatanku itu. Singkong goreng dengan cita rasa manis dan asin, serta tekstur yang garing di luar, lembut di dalam.

Secuil Cerita Tentang Kopi

Sejak Abad Pertengahan Awal, kopi sudah menjadi minuman legendaris di negara jazirah Arab dan menjadi komoditas penting dalam perdagangan di dunia Islam. Hal ini tertulis dalam catatan Al Razi (850-922) seorang ilmuwan muslim yang juga merupakan ahli kedokteran. Diperkuat dengan catatan Ibnu Sina (980-1037),