Penulis: Ade Surya Tawalapi
Penyunting: Afifah Farida Jufri
“MA, KOK MATA ADE PEDIH, YA?” tanyaku pada Ibu suatu hari. Ternyata, ketika keesokan harinya dibawa ke dokter, mataku minus. Saat itu aku masih kelas lima SD, dan pemakai kaca mata di umur segitu masih sangat jarang. Aku bahkan menjadi satu-satunya pemakai kaca mata di kelas.
Awal-awal aku memakai kaca mata, Ibu tampak seperti tidak terima. Tentunya ini pikiranku saja. Aku menilai dari sikapnya yang tampak berusaha agar mataku, dan dua abangku yang juga sudah memakai kaca mata, kembali normal. Di masa-masa itulah aku mengenal kata “jus buatan rumah”. Sebab, sejauh yang kuingat, aku selalu menikmati jus buatan kedai, seperti jus alpukat dan jus jeruk.
Aku tidak ingat apakah Ibu pernah membuat jus di rumah sebelum aku memakai kaca mata. Yang kuingat, sehari setelah aku memakai kaca mata, Ibu membeli wortel dan tomat lebih banyak dari biasanya untuk stok. Lalu, mulai sejak itu sampai beberapa minggu kemudian, kami sekeluarga dibuatkan jus mix wortel-tomat oleh Ibu. Jus itu menjadi jus mix pertama yang kuminum, dan langsung kusuka.
Jus mix wortel dan tomat menjadi salah satu jus favorit bagiku. Bukan hanya karena rasanya yang cocok di lidahku, tetapi juga karena kenangannya. Selain itu, Ibu juga selalu berkata bahwa jus mix wortel-tomat baik untuk mata karena mengandung banyak vitamiin A. Meski sampai sekarang, aku dan kedua abangku masih tetap memakai kaca mata.
“Karena pola hidup juga mempengaruhi,” jawab Afifah suatu hari ketika aku meragukan khasiat jus ini.
Afifah juga pernah memberi tahuku bahwa wortel mengandung karotenoid sementara tomat mengandung vitamin C. Keduanya baik untuk kesehatan kulit dan rambut. Selain itu, kedua sayuran buah ini juga mengandung serat dan zat yang sehat untuk organ dalam tubuh manusia, seperti jantung, kantung kemih dan sistem pencernaan.
Meski sepertinya khasiat jus mix wortel-tomat tidak manjur untuk mataku dan kedua abangku, karena mungkin kalah oleh kebiasaan membaca buku sambil tidur atau menonton TV atau laptop terlalu dekat, jus ini tetap menjadi andalan keluarga kami. Afifah selalu membuatnya setiap ia baru selesai belanja mingguan. Afifah akan menyetok wortel dan tomat agar bisa dijus selama dua-tiga hari berturut-turut.
Sebenarnya, membuat jus ini sangat mudah. Kedua bahan tinggal dimasukkan ke dalam blender, lalu ditambahkan air. Kemudian bahan-bahan tersebut digiling sampai halus. Namun, kalau takarannya tidak pas, rasanya tidak akan enak.
Biasanya, Ibu memakai perbandingan 2:1:2. Dua untuk tomat dan air, satu untuk wortel ukuran kurang lebih lima belas sentimeter. Tomat yang kami gunakan tomat yang biasa dijual di pasar tradisional, yang ukurannya bulat lonjong dan berwarna merah. Kalau orang pasar biasa menyebutnya tomat jus.
Sebelum diblender, tentunya kedua bahan dicuci bersih. Wortel juga sebaiknya dikupas dulu. Lalu setelah itu dipotong-potong agar lebih mudah diblender dan lebih cepat hancur. Setelah itu, barulah dihaluskan bersama dua gelas air. Bisa ditambahkan gula pasir, bisa juga tidak. Kalau menurutku, lebih enak ditambah gula seujung seendok, meski kata Afifah lebih sehat dan lebih enak menurutnya tanpa gula.
Afifah juga pernah menjelaskan padaku bahwa serat jus tomat dan wortel sangat baik untuk pencernaan. Namun, terkadang aku tidak bisa menelan serat yang masih kasar, berhubung blender kami tidak setajam dulu lagi. Akhirnya, setiap kali Afifah membuat jus mix wortel-tomat, aku akan menyaring seratnya hingga tersisa airnya saja. Rasanya lebih nikmat dan lebih segar meminum sari buahnya saja. Hehe!***