Bayam adalah salah satu jenis tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tanaman ini berasal dari kawasan tropis di Amerika, namun kini telah tersebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Bayam, yang secara ilmiah dikenal dengan nama Amaranthus spp., merupakan kelompok tumbuhan dari genus Amaranthus yang mencakup lebih dari 50 spesies tanaman (Wikipedia, n.d.). Nama ilmiah ini menggunakan singkatan “spp.” untuk menunjukkan bahwa genus Amaranthus memiliki lebih dari satu spesies. Tanaman-tanaman ini bersifat kosmopolitan, tersebar luas di berbagai belahan dunia, dan dikenal secara global sebagai “amaranth” (National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, 2006).

Amaranthus viridis. Foto: Joydeep, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons.

Bayam adalah salah satu jenis tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tanaman ini berasal dari kawasan tropis di Amerika, namun kini telah tersebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia (Wikipedia, n.d.; Grubben & Denton, 2004). Bayam dikenal sebagai salah satu sumber zat besi yang penting bagi tubuh dan sering dikonsumsi sebagai sayuran oleh masyarakat di Asia Timur dan Asia Tenggara (Wikipedia, n.d.; Shukla & Bhargava, 2018). Di Indonesia, bayam sering disalahartikan sebagai “spinach” yang sebenarnya merujuk pada tanaman dari genus yang berbeda, yaitu Spinacia oleracea. Spinach lebih dikenal sebagai “bayam jepang” untuk membedakannya dari bayam lokal (Amaranthus) (Wikipedia, n.d.; FAO, 1988).

Beberapa spesies bayam yang umum dikonsumsi sebagai sayuran meliputi Amaranthus hybridus (dikenal sebagai bayam petik atau bayam kakap), Amaranthus tricolor (dikenal sebagai bayam cabut, dengan batang berwarna merah dan daun berukuran lebih kecil), Amaranthus dubius (dikenal juga sebagai bayam merah), Amaranthus viridis (bayam hijau atau bayam raja), dan Amaranthus blitum (bayam ungu atau bayam kotok). Ada juga yang tumbuh liar (masih sedikit orang yang memanfaatkannya), seperti Amaranthus spinosus (bayam duri) (Wikipedia, n.d.).

Klasifikasi Ilmiah

Dengan mengombinasikan informasi di situs web Wikipedia dan situs web PictureThis, secara sederhana klasifikasi ilmiah bayam adalah sebagai berikut:

TingkatanNama IlmiahNama Umum
Kingdom (Kerajaan)PlantaePlants (Tumbuhan)
Phylum (Divisi)TracheophytesVascular plants (Tumbuhan vaskular)
Class (Kelas)MagnoliopsidaDicotyledons (Dikotiledon)
Order (Ordo)CaryophyllalesFlowering plants (Tumbuhan berbunga)
Family (Famili)AmaranthaceaeAmaranth family
(Bayam-bayaman)
Genus (Golongan)AmaranthusAmaranth (Bayam Cina)
Pigweed (Bayam liar)
Species (Spesies)Amaranthus hybridusSmooth pigweed
(Bayam petik)
Amaranthus tricolorEdible amaranth (Bayam cabut)
Amaranthus dubiusThe red spinach
(Bayam merah)
Amaranthus viridisGreen amaranth (Bayam hijau / bayam raja)
Amaranthus blitumPurple amaranth (Bayam ungu / bayam kotok)
Amaranthus spinosusSpiny amaranth (Bayam duri)
dan lain-lain.

Morfologi Bayam

Bayam (Amaranthus) menunjukkan berbagai macam keragaman morfologi, baik antar-spesies maupun di dalam satu spesies tertentu (Wikipedia, n.d.). Situs web Plants of the World Online bahkan mencantumkan keterangan bahwa bayam adalah genus yang sangat sulit diklasifikasi secara taksonomi, terutama “bayam biji-bijian”, meskipun tanaman ini telah dibudidayakan sejak zaman kuno (Plants of the World Online, n.d.). Dengan kata lain, jumlah spesies dalam genus Amaranthus belumlah pasti. Hal ini disebabkan oleh adanya “…perluasan bertahap dari kumpulan gen akibat penyerbukan silang yang sering terjadi sehingga menghasilkan begitu banyak varietas, morfotipe, atau kultivar dengan keragaman yang sangat luas, bahkan pada tingkatan spesies sekalipun” (Das, 2012, hlm. 273).

Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO, 1988, hlm. 74) juga menjelaskan bahwa variasi spesies bayam (atau disebut “amaranth” dalam bahasa Inggris) sangatlah luas, mulai dari yang pertumbuhan batangnya memiliki cabang hingga yang tidak bercabang, dari yang terlentang hingga yang tegak lurus, dari yang berukuran kerdil hingga yang tingginya melebihi 2 m, dari yang bentuk daunnya seperti tombak sempit hingga yang sangat lebar, dari yang berwarna hijau, merah, hingga yang berwarna ungu.

Akan tetapi, menurut situs web PictureThis (n.d.), morfologi umum Amaranthus dapat dikenali dari struktur batangnya yang kokoh, yang mendukung perbungaan berwarna-warninya, di mana struktur inilah yang merupakan kunci untuk mengidentifikasi spesies di dalam golongan tanaman tersebut.

Sementara itu, Das (2012) menjelaskan bahwa, meskipun Amaranthus sulit diklasifikasi dari sudut pandang taksonomi, analisa filogenetik (yang berfokus pada perkembangan evolusi dan diversivikasi tumbuhan) telah menunjukkan adanya perbedaan yang jelas antara bayam sayuran (vegetable amaranth) dan bayam biji-bijian (grain amaranth). Lebih jauh, penjelasan Das, sebagaimana yang dikutip di bawah ini:

Biji-bijian kaya protein dari beberapa spesies (Amaranthus hypochondriacus L., Amaranthus caudatus L., dan Amaranthus cruentus L.) dikonsumsi sebagai pseudoserelia; spesies ini dikenal sebagai bayam biji-bijian. A. cruentus, A. hypochondriacus, dan A. caudatus berasal dari Guatemala, Meksiko, dan wilayah Andes. Potensi bayam biji untuk melengkapi tanaman komoditas tradisional telah terbukti dengan baik. Mereka secara lokal beradaptasi dengan baik di lahan marginal dan membutuhkan input pertanian yang relatif rendah dibandingkan dengan tanaman tradisional (Das, 2012, hlm. 273).

Bayam biji-bijian dicirikan oleh adanya susunan bunga majemuk (infloresensi) apikal (di pucuk/puncak batang), dari yang berukuran besar hingga sedang, dan bisa terdiri dari kumpulan bunga berbentuk sima,1 bunga dengan lima lobus tepal,2 lima stamen,3 dan biji dengan warna kulit yang bervariasi (gading pucat, kemerahan, kecokelatan, selain hitam dan cokelat kehitaman), serta memiliki tepi yang jelas, dan buah utrikel (tidak membuka sendiri ketika matang) yang membuka secara sirkumsisal (bagian atas buahnya terlepas dari bagian bawahnya) (Das, 2012, hlm. 275).

Sementara itu, bayam sayuran biasanya memiliki daun sekulen4 yang lebar, tangkai yang lembut, perbungaan kecil, biji berwarna gelap hingga hitam, dan produksi biji yang rendah, sekitar 200-500 kg/ha (FAO, 1988).

Sementara itu, sebagai tanaman yang dapat dikonsumsi, National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine (2006, hlm. 49) mendeskripsikan Amaranthus sebagai berikut:

“…tumbuhan herba yang berumur pendek dan bersifat tahunan… tumbuh lurus ke atas dan bercabang sedikit. Batangnya tegak, sering kali tebal dan berdaging, dan kadang-kadang beralur. Bentuk kerdil, dengan tinggi sekitar 60 cm, paling cocok untuk kebun kecil. Daunnya tersusun secara bergantian dan relatif kecil (5-10 cm), tetapi varietas yang ditanam sebagai sayuran umumnya memiliki daun yang lebih panjang dari biasanya. Daunnya menunjukkan banyak variasi dari segi bentuk dan warna (terutama hijau atau merah, tetapi beberapa varietas berwarna keunguan dengan pigmen betalain). Bunganya kecil, simetris, dan berumah satu, serta tumbuh dalam jumlah banyak pada ujung atau ketiak daun dalam bentuk tandan. Biji-bijinya kecil, berkilau, dan berwarna hitam atau cokelat.

Dari sekian banyak spesies di dalam genus Amaranthus, terbilang hanya beberapa saja yang diketahui telah dibudidayakan manusia. FAO (1988, hlm. 72) memaparkan beberapa spesies bayam yang telah dibudidayakan sebagai sayuran, antara lain Amaranthus tricolor, Amaranthus dubius, dan Amaranthus lividus, dan Amaranthus hybridus. Beberapa bayam liar, menurut FAO, seperti Amaranthus viridis, Amaranthus spinosus, dan Amaranthus retroflexus, juga terkadang dikonsumsi sebagai sayuran berdaun. Sementara A. tricolor banyak ditemui di Cina dan India, dan A. viridis di Afrika, jenis bayam yang umum dibudidayakan sebagai sayuran di Jawa atau wilayah lainnya di Indonesia adalah A. hybridus dan A. dubius (jenis yang terakhir disebut ini biasa ditanam di kebun pekarangan rumah) (National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, 2006).

Kandungan Bayam dan Khasiatnya

FAO (1988, hlm. 75-76), menjelaskan bahwa bayam memiliki kandungan gizi yang tinggi. Sebagaimana dikutip di bawah ini:

Daunnya merupakan sumber serat, protein, serta vitamin A dan C yang baik. Kaya akan kalsium, zat besi, dan kalium. Protein pada daun memiliki kadar yang baik untuk sebagian besar asam amino esensial.

Pada bijinya, kadar protein, lemak, serat, dan mineral lebih tinggi dibandingkan dengan gandum, padi, dan jagung. Kandungan protein mencapai hingga 15% dan mengandung kadar tinggi lisin serta asam amino sulfur. Telah tercatat kadar lisin dan metionin masing-masing sebesar 6,2% dan 2,3% dari total protein. Sukrosa pada biji bayam adalah dua kali lipat dari yang biasanya ditemukan pada gandum, rye, dan millet. Mereka adalah sumber zat besi, kalsium, seng, dan mikromineral lainnya yang sangat baik. Minyaknya mengandung asam linoleat, oleat, dan palmitat dalam jumlah yang cukup besar dan 76% tidak jenuh.

Kandungan gizi yang begitu kaya pada bayam (Amaranthus) menjadikan tanaman ini sebagai salah satu makanan yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Situs web IHC Telemed (n.d.) secara ringkas memaparkan bahwa khasiat dari sayur bayam, antara lain: (1) menjaga kesehatan mata, (2) menguatkan tulang, (3) menurunkan tekanan darah, (4) antioksidan (melawan radikal bebas dalam tubuh dan melindungi sel-sel dari kerusakan), (5) menguatkan fungsi otak, (6) meningkatkan fungsi pencernaan, (7) menjaga kesehatan kulit, (8) mengurangi risiko kanker, (9) mengendalikan diabetes, (10) menurunkan berat badan, dan (11) meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Catatan Kaki

  1. Sima (cyme) adalah gugusan bunga dengan batang tengah yang menghasilkan satu bunga terminal yang tumbuh lebih dahulu, sedangkan bunga-bunga lainnya dalam gugusan tersebut tumbuh sebagai tunas terminal dari batang lateral. ↩︎
  2. Tepal adalah bagian luar dari bunga, khususnya pada bunga yang memiliki kelopak (sepal) dan mahkota (petal) yang tidak dapat dibedakan secara jelas. Tepal dapat memiliki lobus, yang berarti mereka memiliki divisi atau tonjolan yang menciptakan tampilan yang agak tersegmentasi. Setiap segmen dari tepal disebut “lobus.” Pada bunga yang memiliki tepal, lobus ini dapat berperan dalam menarik penyerbuk dan melindungi organ reproduktif tanaman. ↩︎
  3. Stamen adalah bagian reproduktif jantan pada bunga, yang berfungsi untuk menghasilkan dan menampung serbuk sari (pollen). ↩︎
  4. Daun sekulen adalah daun yang memiliki kemampuan untuk menyimpan air dalam jumlah besar di dalam jaringan daunnya. ↩︎
Bibliografi

Katalog Tanaman Sayurankita

Nomor:
002/A-spp./29/VIII/24

Nama Ilmiah Tanaman:
Amaranthus spp.

Peninjau Literatur:
Manshur Zikri

Editor:
Manshur Zikri

Pertama kali dimuat:
29 Januari 2024

  • Revisi ke-1: 13 September 2024

Artikel lainnya:

Kamu bahagia membaca konten kami? Kalau jawabanmu, “Ya!”, lihatlah konten kami lainnya! Kamu pasti tambah bahagia, plus: makin cerdas dan menawan!

Kamu juga bisa berlangganan situs web kami untuk mendapatkan kabar yang dikirim langsung ke emailmu mengenai terbitan-terbitan terbaru Sayurankita.

Bergabung dengan 188 pelanggan lain

Tinggalkan komentar

Masih betah baca sampai sini? Kamu suka artikelnya, ya?

Berlanggananlah sekarang untuk terus membaca dan mendapatkan akses ke arsip lengkap kami.

Lanjutkan membaca