Jangan terlalu hiraukan judulnya! Itu hanya karena kebetulan saya, yang aktif di ranah seni dan perfilman, sedang asik masyuk dengan kata ‘eksperimental’.
Pokoknya, dalam rangka mendukung Sayurankita menjadi kanal warga yang dapat menyebarkan pengetahuan dan informasi menarik tentang hidroponik, penelusuran saya kemudian mendapati sebuah video dokumentasi dari presentasi Britta Riley yang dimuat oleh situs web TED.

Menurut TED, Riley adalah seorang seniman (dan tentu saja jiwa kreatifnya membawa aksi-aksi eksperimental). Aksi itu terlaksana secara kolektif. Riley menggagas sebuah kerja kolaboratif-partisipatif dengan prinsip open source. Berangkat dari keinginannya mengembangkan pengetahuan ‘pertanian jendela’, ia dan kawan-kawannya kemudian membangun organisasi yang memiliki fokus pada eksplorasi terhadap pertanian urban dan karya-karya seni urban lainnya yang menelaah kota. Menaruh perhatian pada isu lingkungan, mereka mengetengahkan konsep R&D-I-Y (research and develop it yourself).

Sebagaimana yang dicatat oleh TED, perusahaan yang dibangun oleh Riley dkk., bernama Windowfarms.org, masuk ke dalam daftar 100 perusahaan yang perlu disimak tahun 2010 oleh Majalah Entrepreneur. Perusahaan itu membuat platform hidroponik vertikal (vertical hydroponic) untuk menumbuhkembangkan tanaman pangan di jendela-jendela bangunan kota. Aksi itu dikombinasikan dengan kerangka kerja berbasis komunitas dan pemanfaatan media online (melibatkan lebih dari 16.000 orang di dunia). Konsep dari R&D-I-Y bukan mengharuskan suatu penemuan, melainkan mendukung temuan terdahulu. Kematangan pengetahuan dibangun secara bersama-sama oleh orang-orang yang secara sukarela terlibat menyumbangkan pemikiran dan berbagi pengalaman.
Dokumentasi video yang diterbitkan oleh TED ini terbuka untuk diunduh oleh umum, dilengkapi dengan teks terjemahan beberapa bahasa (termasuk bahasa Indonesia). Dalam presentasinya, kita akan mendengar bagaimana Riley menegaskan bahwa eksperimentasi ilmu pengetahuan (pertanian) akan berhasil melalui kolektif.
“What I’m here to talk to you about today is how that same interdependence is actually an extremely powerful social infrastructure that we can actually harness to help heal some of our deepest civic issues, if we apply open source collaboration,” ujar Riley.
Saya rasa, gagasan Riley ini sangat mungkin—99% pasti—dapat diterapkan di masyarakat kita karena sejak ribuah tahun kita telah berkembang dalam falsafah hidup gotong-royong. Merefleksi pengalaman saya dua tahun belakangan ini, ada banyak bukti konkret bagaimana kegiatan-kegiatan gotong-royong kontemporer yang merespon situasi lingkungan justru memiliki hubungan resiprokal dengan aksi-aksi kesenian. Di Jatiwangi, misalnya, Jatiwangi Art Factory (JaF) menggalakkan kegiatan gotong-royong lingkungan untuk mengembangkan estetika seni di tingkat komunitas, sekaligus melalui eksperimentasi kesenian itu, para seniman mendorong gerakan bersama untuk membangun desa. Tak lupa, kita dapat pula menyebut Lifepatch di Yogyakarya, yang mengembangkan kerangka kerja seni, teknologi, dan komunitas sebagai suatu pengetahuan lintas disiplin yang kolaboratif dan partisipatif.
Riset kecil-kecilan untuk mengetahui gagasan-gagasan kontemporer mengenai hidroponik, justru membuat saya semakin bergairah sebagai ‘pelaku seni’. Dan Sayurankita, tampak betapa jelas, memiliki potensi itu. Bagi saya, kini, petani dengan sendirinya adalah seniman; sedang pertanian itu sendiri adalah eksperimen.
Selamat menonton!