Penanaman

HALO SAHABAT PONIK! Setelah dua minggu berselang, akhirnya kita bertemu lagi dalam catatan Kelas Online Sayurankita. Sebelumnya Ponik minta maaf karena mungkin baru bisa menuliskan catatan-catatan soal kelas. Tapi selanjunya, Ponik akan memaksa si Anak Magang dan Master untuk menulis lagi, agar Sahabat Ponik tidak bosan. Hahhaa.

Oke, langsung aja ya kita bongkar catatan Ponik, sebelum Kelas Online kelima mulai. Pssst! Iya, Ponik telat banget “motokopi” catatan Ponik untuk Sahabat Ponik., padahal malam nanti, sudah masuk kelas kelima. Hahaha. Nggak apa ya… Semoga catatan kelima nanti bisa Ponik bagikan lebih cepat.

Nah, sudah baca tiga catatan Ponik sebelumnya? Bisa klik di bawah ini yaa…


  • Media Tanam (7/27/2018) - Media tanam adalah hal yang paling krusial yang harus dipahami bagi para pekebun pemula. Media tanam adalah kunci keberhasilan dalam proses berkebun. Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila media tanamnya bagus dan tepat.

  • Bahan Tanam (8/13/2018) - Bahan Tanam adalah bagian tanaman yang akan ditanam. Bahan tanam termasuk sebagai salah satu faktor penentu kualitas baik buruknya hasil tanaman yang kita tanam. Memilih dan menyeleksi bahan tanam menjadi sangat penting untuk mendapatkan tanaman yang baik.

  • Penyemaian (10/29/2018) - Penyemaian adalah kegiatan memproses benih menjadi bibit. Sederhananya, penyemaian adalah proses menyemai benih. Penyemaian diperlukan ketika benih terlalu kecil sehingga jika ditanam langsung akan rentan hanyut atau hilang terbawa air.

Tema-tema yang dipilih Master sebenarnya saling berkaitan. Karenanya, ada baiknya dibaca dulu catatan-catatan sebelumnya yang nggak seberapa itu, agar mengerti materi selanjutnya.

Narasi singkatnya begini;

Setelah kita memilih media tanam yang baik dan tepat, maka kita mulai menentukan bahan tanam yang akan kita tanam. Karena bahan tanam ada dua kelompok dan salah satunya berbentuk benih (biji), maka dibutuhkan juga pengetahuan tentang menyemai. Setelah benih berkecambah dan tumbuh menjadi bibit, maka sudah waktunya kita belajar bagaimana cara menanam yang baik dan benar agar tanamannya selamat sampai panen. Nah, sekarang, cus kita belajar tentang “Penanaman”.SILABUS 4

Hal utama yang harus dipahami tentang “Penanaman” adalah cara kita menanam. Cara menanam ini dipengaruhi oleh bahan tanam yang kita gunakan. Misal, jika kita memakai bahan tanam benih (biji), maka teknik yang kita gunakan bisa “tanam langsung”, sementara jika bahan tanam yang digunakan adalah bibit, atau tanaman yang sudah cukup besar, maka cara yang digunakan biasa disebut “pindah tanam”.

Menanam secara langsung sering diartikan sebagai menyemai, meski pada dasarnya kita memang menyemai benih tanaman. Namun, harus digarisbawahi perbedaan antara menyemai dan tanam langsung. Menyemai membutuhkan persemaian, yaitu areal khusus menyemai dengan media semai yang tersendiri pula. Menyemai disertakan dengan proses pindah tanam saat benih tanaman sudah berkecambah dan tumbuh. Sementara tanam langsung tidak membutuhkan areal semai, atau areal khusus. Tanam langsung adalah proses “menyemai” benih (biji) langsung ke media dan wadah tanam atau lahan, bisa langsung di tanah, atau di pot atau polibeg. Tanam langsung tidak diikuti proses pindah tanam, karena tanaman sudah berada pada tempat dan pola yang tepat. Areal tanam langsung umumnya lahan atau wadah tanam yang cukup luas untuk tanaman tersebut, yang mampu menopang tanaman dan memberikan ruang yang leluasa untuk akar tumbuh dan berkembang.

Hal utama yang harus dipahami tentang “Penanaman” adalah cara kita menanam; menanam benih secara langsung atau pindah tanam bibit.

 

Saat menanam benih secara langsung, hal-hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana ketahanan benih tersebut. Umumnya, benih yang ditanam langsung adalah benih yang daya hidupnya tinggi, dan ukurannya sedang hingga besar. Daya hidup tinggi yang dimaksud adalah tanaman yang mudah dan cepat tumbuh. Umumnya, tanaman-tanaman yang dapat tumbuh 2-7 hari setelah semai/tanam. Ukuran benih yang besar juga memudahkan kita untuk mendeteksi benih ketika gagal tumbuh. Jika ukuranya kecil atau halus, kita akan kesulitan mendeteksi karena ada kemungkinan benih terbawa air. Contoh benih yang bisa ditanam langsung berdasarkan daya tumbuhnya adalah kangkung dan bayam. Dua jenis sayuran ini memiliki daya tumbuh yang cukup tinggi, sekitar 1-2 hari setelah tanam. Sementara contoh benih yang bisa ditanam langsung berdasarkan ukuranya antara lain terong, cabai, tomat, kacang, timun, pare, labu, okra, telang, jagung, bunga kenop, suri, atau binahong.

Pindah tanam (transplanting) adalah proses memindahkan bibit tanaman ke wadah atau lahan tanam. Umumnya adalah tanaman-tanaman yang memiliki daya hidup rendah, seperti keluarga selederi-selederian. Tanaman sawi-sawian umumnya juga ditanam dengan proses semai-pindah tanam, meskipun ukuran benihnya lebih besar dari bayam. Hal ini terkait faktor ekonomis. Dengan harga yang sama, kita bisa mendapatkan benih bayam lebih banyak berkali-kali lipat dari benih sawi, karena bayam lebih banyak dan mudah menghasilkan benih dibandingkan sawi.

Sebelum pindah tanam, kita harus memperhatikan kondisi bibit yang akan dipindahkan. Umumnya, tanaman atau bibit yang dipindahkan adalah yang sehat. Keadaan sehat dapat dilihat dari bentuk dan warna pada batang, daun dan akar. Bibit yang sehat ditandai dengan batang yang tidak etiolasi, daun yang tidak menggulung, dan akar yang kompak dan berwarna putih. Sementara berdasarkan usia, tanaman yang dipindah tanam harus sudah memiliki tiga sampai empat daun sejati.

Selain kondisi bibit, kita juga harus mempersiapkan media dan wadah tanamnya. Pindah tanam bisa langsung ke lahan atau ke wadah seperti pot, polibeg dan lain sebagainya. Kita juga harus memperhatikan waktu pindah tanam. Waktu yang baik untuk pindah tanam adalah saat kondisi penguapan rendah dan ketersediaan air pada media tanam cukup. Kondisi penguapan rendah biasanya pada pagi hari sebelum terik dan sore hari. Di antara dua waktu pindah tanam tersebut, yang paling baik adalah sore hari karena setelahnya matahari terbenam dan kelembaban areal tanam akan terjaga hingga keesokan harinya. Dalam rentang waktu semalaman tersebut, tanaman yang sudah dipindahtanamkan akan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.

Pindah tanam (transplanting) adalah proses memindahkan bibit tanaman ke wadah atau lahan tanam.

Awal musim hujan adalah waktu yang tepat untuk pindah tanam, terutama pemindahan tanaman ke lahan. Sebab,  ketersediaan air tanah akan terjamin. Kita juga tidak perlu menyiram areal tanam atau media tanam terlalu sering. Sementara jika kita menanam di pot atau polibeg, apalagi di musim kemarau, kita bisa mengakalinya dengan menyiram media tanam terlebih dahulu hingga cukup lembab dan sejuk sebelum memindahkan bibit.

Dengan memperhatikan faktor waktu pindah tanam dan ketersediaan air, kita bisa mengurangi kemungkinan tanaman akan layu yang umum terjadi sesaat setelah pindah tanam. Keadaan layu ini pada dasarnya disebabkan oleh penguapan (transpirasi) yang berlebih yang dipengaruhi oleh sinar matahari dan suhu lingkungan. Selain memperhatikan waktu tanam dan ketersediaan air, kita juga bisa mengakali dengan meletakkan tanaman yang baru dipindah tanam tersebut di bawah meja atau di bawah pohon dengan syarat masih mendapat sinar matahari. Tanaman bisa diletakkan di lokasi-lokasi seperti itu hingga benar-benar kokoh.

Untuk pola menanam, kita harus memperhatikan wadah tanam, ukuran tanaman dan tipe tanaman. Ketiga hal ini juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Iya, Ponik menandari semua poin menjadi “hal-hal penting”. Sebab, semuanya saling berkaitan. Hehehe..

Wadah tanam harus disesuaikan dengan ukuran dan tipe tanaman. Jika kita menanam tanaman berukuran kecil dan tipe tumbuhnya vertikal, seperti kangkung dan bayam, maka kita cukup memakai satu wadah tanam, misalnya ukuran 30 cm. Namun, dengan ukuran wadah yang sama, kita hanya bisa menanam 3-4 sawi. Sebab, sawi bisa tumbuh besar dan daunnya melebar (tipe tumbuh horizontal). Sementara jika kita ingin menanam terong di wadah 30 cm, hanya cukup satu tanaman saja.

Pola tanam menjadi penting karena dapat mengurangi kompetisi para tanaman dalam memperoleh makanan. Contoh pola tanam ini juga bisa kita perhatikan di sawah, yakni jarak antar baris padi yang ditanam yang biasa disebut pola “jajar legowo”. Biasanya, di sawah akan terlihat sangat jelas jarak-jarak tersebut. Nah, jajar legowo ini akan meningkatkan hasil panen karena akar menjadi lebih leluasa untuk mencari makanan sehingga tanaman akan tumbuh maksimal.

TANYA JAWAB 4Sahabat Ponik ada pertanyaan terkait penanaman? Mungkin pertanyaannya sama seperti yang ditanyakan beberapa orang Sahabat Ponik di dalam kelas. Bisa dilihat tanya-jawab Kelas Online materi “Penanaman” ini ya!

Kalau ternyata pertanyaannya beda, silakan ditanyakan di kolom komentar, atau kirim pesan via dm instagram di @sayurankita. Oke-okee..

Sekian catatan Ponik kali ini, sampai ketemu di catatan kelima nanti ya!

Salam petani kece!

Pekanbaru, 3 September 2018
Sayurankita

Konten olehAde Surya Tawalapi
PenyuntingAfifah Farida

3 thoughts on “Penanaman

    1. Halo, Hafiz. Maaf baru dibalas.
      Ya, jarak tanam mempengaruhi tumbuh kembang tanaman karena berhubungan dengan persaingan akar dalam menyerap nutrisi (air dan hara) dan persaingan daun dalam menyerap sinar matahari. Semoga menjawab pertanyaannya, ya.

      Terima kasih. Salam,
      Ponik.

      Like

  1. sore min.. mau tanya kangkung akuaponik saya sudah berumur sekitar 2 mingguan.. saya nanam indoor pakai lampu LED, nah dibeberapa daunnya (bagian belakang daun tepatnya) ada semacam bintil2 kehijauan cukup banyak.. kira2 knp ya min? apa msh bisa ditanggulangi? terimakasih, sukses terus min..

    Like

Leave a comment