Penulis: Afifah Farida
Penyunting: Manshur Zikri
Tulisan ini juga terbit di www.berajahaksara.org dengan judul “AksaraTani; Pesan Buah & Sayuran, Antar Ke Warung Makan“. Dimuat di Sayurankita.com atas izin Yayasan Pasirputih.
Salah satu penopang perekonomian utama Gili Meno adalah perdagangan. Hampir di seluruh Gili Meno dapat kita temukan pengusaha bungalow, penjual jasa perjalanan pariwisata (snorkeling, diving, atau penyewaan kapal) dan pengusaha rumah makan baik makanan lokal maupun western. Melalui perdagangan pula, hubungan antara Gili Meno dan mainland (pinggir—pulau Lombok) tidak dapat dipisahkan. Hal ini dapat dilihat dari kesibukan pelabuhan Gili Meno setiap pagi yang penuh dengan pedagang-pedagang (supplier) bahan makanan, seperti sembako (sembilan bahan pokok), sayuran, buah, bahkan jajanan yang berasal dari mainland.

Salah satu penjual bahan makanan yang sering kita lihat adalah Bu Khairani. Bu Khairani adalah warga Tanjung yang sudah lama menjual bahan makanan di Gili Meno. Ia mencoba peruntungan di Gili Meno sejak pariwisata mulai masuk sekitar tahun 1990-an ketika usaha warung makan mulai berkembang. Ia membawa barang dagangan sesuai pesanan warung makan atau warga, terutama sayuran atau buah yang sulit ditemui di Gili Meno. Akan tetapi, tidak jarang Bu Khairani juga membawa ikan dan ayam fillet yang sudah dipesan oleh warung makan atau warga. Menurut ceritanya, barang dagangan yang dibawa olehnya berasal dari pasar Tanjung atau pasar Mataram untuk bahan-bahan tertentu, seperti kol ungu, selada merah, atau sayuran yang tidak begitu umum dijual di pasaran.

Menurut Bu Khairani, permintaan bahan makanan di Gili Meno semakin banyak. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Bu Khairani harus berkeliling untuk mencari konsumen, namun saat ini, ia sudah menjadi supplier bahan makanan terutaman sayuran untuk beberapa warung makan. Saat ini, ia lebih sering membawa pesanan dan hanya sedikit membawa sayuran untuk dijual keliling Meno sambil menunggu jadwal kapal untuk kembali ke Pelabuhan Bangsal. Bu Khairani mengaku bahwa, dengan berkembangnya pariwisata di Gili Meno, penjualannya juga menjadi lebih baik karena mulai banyak tamu yang datang ke Gili Meno; tidak seperti dulu yang masih sepi dan menjual sayuran hanya memenuhi permintaan warga.

Biasanya, pedagang-pedagang sayuran atau bahan makanan akan tiba di pelabuhan Gili Meno sekitar pukul 10.00-an, naik kapal kelas 2 (jadwal pemberangkatan yang kedua). Sesampainya di pelabuhan Gili Meno, kelompok kuli pengangkut barang akan menurunkan barang dagangan dari boat (kapal) ke pinggir pantai atau langsung ke cidomo atau jaran dongol (cidomo pengangkut barang) carteran untuk diantar ke lokasi-lokasi yang memesan barang dagangan tersebut, seperti ke warung makan atau rumah warga. ***